Tak sedikit creator di TikTok yang FYP, views banyak tapi live sedikit. Hal itu tentu menjadi pertanyaan besar.
Padahal, mungkin Anda sudah senang karena views video yang diunggah sudah oke atau mengalami peningkatan.
Namun anehnya, jumlah like yang masuk ke video sangat sedikit; tak sebanding dengan data views-nya.
Sebagai informasi, hal tersebut bisa disebabkan oleh banyak faktor.
Tak hanya kualitas konten, ada faktor lain yang membuatnya begitu.
Untuk menjawab fenomena di atas, artikel ini akan mencoba mengungkap beberapa alasan kenapa views banyak tapi like sedikit.
Baca Juga: 9 Contoh Konten Interaktif yang Cocok untuk Media Sosial, Jarang Diketahui!
Apa Itu FYP?
Sebelum membahas lebih dalam, ada baiknya Anda tahu apa itu FYP.
Pasalnya, peningkatan views pada video di TikTok bisa karena konten masuk FYP.
Lalu, apa itu FYP?
Sederhananya, FYP atau For Your Page adalah konten yang ditampilkan pada tab “Untuk Anda”.
Video-video yang muncul merupakan konten yang direkomendasikan berdasarkan minat, interaksi dan preferensi pengguna.
Berdasarkan itu, pengguna akan menampilkan konten yang mereka sukai.
Maka, jika sebuah video masuk FYP bisa jadi konten itu memang relevan dengan audiens tertentu.
Alhasil, jumlah views pun akan meningkat, bukan tak mungkin profil Anda pun lebih banyak dikunjungi.
Kenapa tidak banyak yang like? Bisa jadi karena hal aspek lain.
Kenapa Views Banyak Tapi Like Sedikit?
1. Konten Menarik untuk Ditonton, Tapi Tidak untuk Diklik Like
Beberapa video memang memiliki daya tarik untuk ditonton karena visual yang bagus, informasi yang cepat, atau konsep yang menarik.
Namun, jika video tersebut tidak cukup memancing emosi atau keterlibatan audiens, mereka cenderung hanya menonton tanpa menekan tombol like.
2. Video Menarik Perhatian di Awal, Tapi Tidak Memberikan Kepuasan Emosional
Kenapa views banyak tapi live sedikit berikutnya bisa jadi karena konten hanya menarik di awal saja.
Sebagian besar pengguna TikTok menggulirkan layar dengan cepat, sehingga mereka hanya berhenti jika video memiliki hook yang menarik dalam beberapa detik pertama.
Akan tetapi, jika video tersebut tidak memberikan kepuasan emosional, seperti kejutan yang mengejutkan, humor yang menghibur, atau pesan yang menyentuh hati, penonton cenderung merasa tidak ada alasan untuk menekan tombol like.
3. Audiens Menonton Karena Penasaran, Bukan Karena Mereka Menyukai Kontennya
Terkadang, sebuah video bisa mendapatkan banyak views hanya karena membangkitkan rasa penasaran, bukan karena benar-benar menarik atau menghibur.
Judul yang clickbait, teks awal yang memancing rasa ingin tahu, atau tampilan thumbnail yang menarik sering kali mendorong orang untuk menonton.
Namun, jika isi video tidak sesuai dengan ekspektasi atau hanya sekadar menjawab rasa penasaran tanpa memberikan pengalaman yang berkesan, penonton mungkin akan lanjut menonton sampai akhir tetapi tidak merasa terdorong untuk memberikan like.
4. Video Direkomendasikan ke Audiens yang Tidak Tepat
TikTok memiliki algoritma yang terus-menerus menyesuaikan distribusi video berdasarkan interaksi pengguna.
Meski begit, ada kalanya video yang dibuat oleh seorang kreator muncul di beranda pengguna yang sebenarnya tidak memiliki ketertarikan pada topik tersebut.
Bila video muncul di FYP orang-orang yang tidak memahami konteks atau tidak memiliki minat terhadap isi konten, mereka mungkin akan menonton sekilas tanpa merasa perlu untuk menekan like.
5. Video Terlalu Panjang atau Bertele-tele
Durasi video juga menjadi faktor penting yang memengaruhi interaksi.
Andai sebuah video terlalu panjang dan tidak langsung ke inti, banyak penonton yang tetap menonton sampai habis karena berharap ada sesuatu yang menarik di akhir, tetapi mereka tidak cukup tertarik untuk memberikan like.
Selain itu, jika video mengandung terlalu banyak informasi yang tidak relevan atau memiliki editing yang kurang dinamis, penonton mungkin akan merasa bahwa video tersebut tidak memberikan pengalaman yang cukup memuaskan untuk diberi apresiasi dalam bentuk likes.
6. Tidak Ada Faktor “Relatable”
Salah satu alasan utama orang memberikan like adalah karena mereka merasa video tersebut mewakili pengalaman atau perasaan mereka.
Jika konten terlalu umum, tidak memiliki unsur humor yang sesuai dengan audiens, atau tidak menggambarkan situasi yang bisa dirasakan oleh banyak orang, maka engagement akan lebih rendah.
7. Kurangnya Call-to-Action atau Ajakannya Tidak Kuat
Banyak pengguna yang tidak memberikan like hanya karena mereka tidak terpikir untuk melakukannya.
Jika tidak ada ajakan atau dorongan yang jelas untuk melakukan interaksi, mereka cenderung hanya menonton dan lanjut menggulir ke video berikutnya.
Video yang tidak menyertakan ajakan untuk like, share, atau comment umumnya hanya mendapatkan konsumsi pasif.
8. Video Ditonton oleh Audiens yang Hanya Scroll Cepat (Passive Scrollers)
Tidak semua pengguna TikTok aktif dalam memberikan like pada video yang mereka tonton.
Beberapa orang hanya menikmati video tanpa ingin berinteraksi lebih lanjut.
Jika video Anda masuk ke beranda orang-orang yang memiliki kebiasaan menonton secara pasif, engagement cenderung lebih rendah.
Algoritma TikTok terkadang menguji distribusi video dengan menampilkannya kepada berbagai jenis pengguna, termasuk mereka yang jarang melakukan interaksi.
Baca Juga: Apa Itu Niche Konten? Bagaimana Menentukannya? Ini Jawabannya!
Solusi Konten Banyak Views tapi Like Sedikit
1. Buat Konten yang Memancing Emosi dan Interaksi
Salah satu cara terbaik untuk meningkatkan jumlah likes adalah dengan menciptakan konten yang membangkitkan emosi audiens.
Video yang memicu reaksi seperti humor, kejutan, rasa kagum, atau inspirasi cenderung lebih sering mendapatkan likes.
2. Pastikan Video Memberikan Nilai yang Jelas dan Memuaskan
Jika sebuah video menarik di awal tetapi tidak memberikan pengalaman yang memuaskan, audiens bisa merasa kurang tertarik untuk memberikan like.
Pastikan isi video selaras dengan ekspektasi yang dibangun pada hook awal.
Jika video bersifat informatif, sampaikan poin-poin secara ringkas dan menarik.
Sementara jika video menghibur, pastikan ada punchline yang jelas agar audiens merasa puas setelah menonton.
3. Gunakan Call-to-Action yang Efektif
Banyak orang tidak memberikan like bukan karena mereka tidak suka, tetapi karena mereka tidak terpikir untuk melakukannya.
Menyertakan ajakan yang jelas dan menarik bisa meningkatkan engagement secara signifikan.
Misalnya, gunakan teks atau suara yang mengatakan “Double tap kalau setuju!”, “Like kalau pernah ngalamin ini!”, atau “Jangan lupa like kalau relate!”.
4. Optimalkan Durasi Video Agar Tidak Terlalu Panjang
Video yang terlalu panjang tanpa memberikan alasan yang kuat untuk bertahan bisa membuat audiens menonton tetapi tidak cukup terlibat untuk memberikan like.
Maka itu, pastikan video memiliki struktur yang padat dan langsung ke inti permasalahan.
Bila ada buildup dalam cerita, pastikan tidak terlalu lambat sehingga penonton tetap tertarik hingga akhir.
5. Bangun Relasi dengan Audiens dengan Membuat Konten Relatable
Salah satu alasan utama orang memberikan like adalah karena mereka merasa terhubung dengan konten yang mereka tonton.
Buat video yang menggambarkan situasi atau pengalaman yang banyak dialami orang, seperti kehidupan sehari-hari, pengalaman lucu, atau tantangan yang umum.
Andai video bisa membuat audiens merasa “Ini aku banget!”, mereka lebih cenderung memberikan like sebagai bentuk apresiasi dan keterlibatan.
6. Interaksi dengan Audiens Melalui Komentar dan Video Balasan
Engagement tidak hanya datang dari likes, tetapi juga dari interaksi di kolom komentar.
Bila video mendapatkan banyak views tetapi likes masih rendah, coba dorong audiens untuk berkomentar dengan mengajukan pertanyaan atau memancing diskusi.
7. Perhatikan Waktu Posting dan Konsistensi Konten
Waktu posting juga berpengaruh terhadap engagement video.
Posting saat prime time, yaitu di jam-jam di mana audiens paling aktif, bisa meningkatkan peluang mendapatkan lebih banyak likes.
Biasanya, jam yang efektif untuk posting di TikTok adalah:
- Pagi: 06.00 – 09.00
- Siang: 12.00 – 13.00
- Malam: 19.00 – 22.00
8. Evaluasi dan Analisis Performa Video
Melihat statistik video di TikTok Analytics bisa memberikan wawasan tentang kenapa views tinggi tetapi likes rendah.
Perhatikan metrik seperti watch time, retention rate, dan engagement rate untuk memahami bagaimana audiens berinteraksi dengan video.
Jika banyak orang menonton tetapi retention rate rendah, mungkin video kurang menarik di bagian tengahnya.
Sedangkan bila video ditonton sampai habis tetapi engagement tetap rendah, mungkin kurang ada ajakan untuk interaksi atau elemen emosional dalam konten.
Kesimpulan
Fenomena video TikTok dengan banyak views tetapi sedikit likes terjadi karena berbagai faktor, seperti kurangnya keterlibatan emosional, isi konten yang hanya membangkitkan rasa penasaran, atau distribusi ke audiens yang kurang relevan.
Selain itu, durasi video yang terlalu panjang, kurangnya elemen relatable, dan kebiasaan pengguna yang hanya menonton tanpa berinteraksi juga mempengaruhi engagement.
Untuk meningkatkan jumlah likes, kreator perlu membuat konten yang memicu emosi, menyertakan call-to-action, mengoptimalkan durasi video, serta membangun keterhubungan dengan audiens.
Interaksi aktif melalui komentar dan analisis performa video juga dapat membantu mengoptimalkan strategi agar engagement meningkat.
Dengan pendekatan yang tepat, kreator dapat meningkatkan tidak hanya views tetapi juga interaksi yang lebih tinggi.
Baca Juga: 7 Cara Meningkatkan Views TikTok untuk Pemula, Bisa Langsung Dicoba!
***Foto: freepik.com
Leave a Reply