Sebagai content creator, Anda harus mempunyai banyak variasi konten, termasuk mencoba konten edukasi. Bagi yang belum tahu, berikut penjelasan serta contoh konten edukasi yang menarik!
Banyak orang beranggapan bila konten yang ramai dilihat tak selalu harus berisi, yang paling penting menghibur.
Anggapan tersebut membuat content creator menciptakan berbagai jenis konten yang “kosong”; tak punya makna atau mengedukasi audiensnya.
Mereka berlomba merancang konten yang paling seru atau menghibur.
Padahal, kini masyarakat luas mulai pintar.
Mereka mulai memilah konten yang bermanfaat dan yang tidak.
Nah, salah satu jenis content yang mempunyai nilai tambah bagi audiensnya adalah konten edukasi.
Konten ini memberikan hiburan sekaligus informasi bermanfaat yang layak diketahui khalayak.
Ingin tahu apa itu konten edukasi dan seperti apa contoh konten edukasi itu?
Informasi selengkapnya bisa Anda lihat di bawah ini!
Baca Juga: 8 Alasan Views Banyak Tapi Like Sedikit. Solusi Buat Creator di TikTok!
Apa Itu Konten Edukasi?
Sebelum mengetahui contoh konten edukasi, ada baiknya Anda tahu pengertian dari jenis konten ini.
Secara sederhana, konten edukasi adalah jenis konten yang dibuat demi memberikan informasi, wawasan, atau keterampilan kepada audiens dengan tujuan meningkatkan pemahaman mereka terhadap suatu topik.
Biasanya, konten ini tidak hanya sekadar menghibur atau menarik perhatian, tetapi juga memiliki nilai pendidikan yang bisa diterapkan dalam kehidupan nyata atau pekerjaan mereka.
Maka dari itu, konten edukasi banyak disenangi oleh audiens karena mempunyai nilai tambah lebih.
Supaya lebih dipahami, berikut beberapa karakteristik dari konten edukasi:
1. Berbasis Pengetahuan atau Keahlian
Konten edukasi harus bersumber dari informasi yang kredibel, berbasis data, pengalaman, atau keahlian tertentu.
Tujuannya untuk memastikan bahwa audiens mendapatkan informasi yang benar dan bisa diterapkan.
2. Mudah Dipahami
Konten edukasi harus dikemas dalam format yang sederhana, jelas, dan mudah dipahami oleh target audiens.
Ini bisa dilakukan dengan storytelling, analogi, atau contoh kasus yang relevan.
Apalagi bila kontennya berbentuk video, isi informasinya relatif lebih mudah dipahami.
3. Memiliki Tujuan yang Jelas
Setiap konten edukasi memiliki tujuan spesifik, seperti:
- Meningkatkan pemahaman (awareness)
- Mengembangkan keterampilan (skill)
- Mengubah perilaku atau kebiasaan
- Dapat Diterapkan (Actionable)
Konten edukasi yang baik tidak hanya memberikan teori, tetapi juga memberikan solusi atau langkah praktis yang dapat diterapkan oleh audiens.
4. Interaktif dan Engaging
Agar tidak membosankan, konten edukasi bisa dibuat lebih menarik dengan visual yang engaging, storytelling, atau format interaktif seperti kuis, polling, atau sesi tanya-jawab.
Baca Juga: 9 Contoh Konten Interaktif yang Cocok untuk Media Sosial, Jarang Diketahui!
Contoh Konten Edukasi
Apakah konsep konten edukasi sudah Anda pahami?
Jika tertarik ingin membuat jenis konten ini, berikut beberapa contoh konten edukasi yang dapat Anda terapkan.
1. Fakta Mengenai Sesuatu Hal yang Jarang Diketahui
Contoh konten edukasi yang pertama berisi fakta mengenai sesuatu hal yang jarang diketahui.
Biasanya disajikan dalam bentuk fakta mengejutkan atau “Fun Fact”, yang membuat audiens ingin membagikan atau menyimpannya.
Kelebihan:
- Meningkatkan rasa ingin tahu audiens
- Menarik perhatian dengan informasi yang fresh
- Memicu diskusi dan komentar dari audiens
Contoh:
- “Tahukah kamu? Air minum dalam kemasan punya tanggal kedaluwarsa bukan karena airnya, tapi karena botolnya yang bisa rusak!”
- “Fakta mengejutkan! 90% orang hanya menggunakan 10% fitur dari ponsel mereka. Kamu salah satunya?”
2. Tips dan Trik Mengenai Sesuatu Hal
Konten ini berisi cara-cara cepat dan efektif untuk melakukan sesuatu dengan lebih baik.
Umumnya dikemas dalam format daftar atau video singkat agar lebih mudah dipahami.
Kelebihan:
- Audiens menyukai solusi praktis dan cepat
- Meningkatkan engagement karena sering disimpan atau dibagikan
- Bisa digunakan untuk berbagai niche, seperti kecantikan, bisnis, atau teknologi
Contoh:
- “3 trik mudah agar baterai HP lebih awet!”
- “Cara edit video di TikTok agar lebih menarik dalam 1 menit!”
3. Konten Tutorial
Konten tutorial termasuk ke dalam jenis konten edukasi.
Bagi yang belum tahu, konten tutorial berisi panduan langkah demi langkah tentang cara melakukan sesuatu.
Konten ini biasanya dibuat dalam bentuk video, infografis, atau carousel post.
Kelebihan:
- Memberikan solusi konkret bagi audiens
- Meningkatkan watch time karena orang akan menonton hingga selesai
- Membantu membangun otoritas di bidang tertentu
Contoh:
- “Cara mendaftar Shopee Affiliate dalam 5 langkah mudah”
- “Step-by-step membuat desain Instagram menggunakan Canva”
4. Konten Sejarah yang Jarang Diketahui
Tak sedikit audiens yang senang dengan konten sejarah, terlebih bila informasi sejarahnya jarang terungkap.
Anda bisa membuat konten jenis ini dengan bentuk teks, gambar, video storytelling, atau thread di Twitter.
Kelebihan:
- Meningkatkan rasa ingin tahu
- Menyajikan wawasan baru yang menarik
- Cocok untuk konten storytelling yang engaging
Contoh:
- “Asal-usul nama Coca-Cola, ternyata ada hubungannya dengan obat medis!”
- “Kenapa keyboard urutannya QWERTY? Ternyata ini alasannya!”
5. Konten Eksperimen
Konten eksperimen menampilkan hasil dari suatu eksperimen, baik itu uji coba sains, strategi bisnis, atau life hack.
Konten ini menarik karena menunjukkan hasil secara nyata.
Kelebihan:
- Memicu rasa ingin tahu audiens
- Meningkatkan engagement karena hasilnya menarik untuk ditonton
- Bisa digunakan untuk berbagai topik seperti sains, bisnis, atau teknologi
Contoh:
- “Saya mencoba hanya menggunakan HP dengan mode hitam putih selama seminggu, ini hasilnya!”
- “Apa yang terjadi jika kamu tidak menggunakan skincare selama 30 hari?”
6. Konten Rekomendasi
Contoh konten edukasi berikutnya adalah konten rekomendasi.
Rekomendasinya bisa produk, aplikasi, buku, atau tempat yang berguna bagi audiens.
Biasanya dikemas dalam format listicle atau review singkat.
Kelebihan:
- Membantu audiens membuat keputusan lebih cepat
- Dapat meningkatkan kepercayaan dan loyalitas audiens
- Bisa dimonetisasi dengan affiliate marketing atau sponsorship
Contoh:
- “5 aplikasi gratis yang wajib dimiliki untuk produktivitas!”
- “Rekomendasi skincare murah yang kualitasnya setara brand mahal!”
7. Cek Fakta atau Hoax
Konten ini membahas klaim yang beredar di internet dan mengklarifikasinya berdasarkan fakta yang valid.
Konten tersebut banyak disukai karena mampu melawan informasi palsu dan meningkatkan literasi digital.
Kelebihan:
- Membantu audiens memahami mana informasi yang benar dan salah
- Bisa meningkatkan engagement karena sering menjadi topik diskusi
- Memberikan edukasi yang sangat dibutuhkan di era digital
Contoh:
- “Benarkah minum air dingin bikin perut buncit? Ini faktanya!”
- “Cek fakta: Apakah Shopee Affiliate bisa menghasilkan uang tanpa modal?”
8. Konten Infografis
Contoh konten edukasi yang terakhir adalah konten infografis.
Kenapa bermanfaat?
Sebab, konten ini menyajikan informasi dalam bentuk visual yang menarik, sehingga lebih mudah dipahami dan diingat oleh audiens.
Biasanya digunakan untuk merangkum data atau konsep yang kompleks.
Kelebihan:
- Mudah dibaca dan dipahami dalam waktu singkat
- Lebih menarik secara visual dibandingkan teks biasa
- Sering disimpan dan dibagikan oleh audiens
Contoh:
- “Infografis: 5 langkah mudah untuk meningkatkan engagement di TikTok”
- “Ringkasan tren belanja online di tahun 2025 dalam satu gambar”
Kesimpulan
Konten edukasi menjadi salah satu strategi efektif bagi content creator karena tidak hanya menghibur, tetapi juga memberikan nilai tambah berupa informasi, wawasan, dan keterampilan yang bermanfaat bagi audiens.
Dengan meningkatnya kesadaran masyarakat dalam memilah konten, jenis konten ini semakin diminati karena membantu mereka mendapatkan pengetahuan yang relevan dan dapat diterapkan.
Berbagai bentuk konten edukasi, seperti fakta unik, tips dan trik, tutorial, sejarah tersembunyi, eksperimen, rekomendasi, cek fakta, hingga infografis, dapat dikemas secara menarik untuk meningkatkan engagement dan kepercayaan audiens.
Bia pendekatannya tepat, konten edukasi tidak hanya membangun kredibilitas, tetapi juga membuka peluang monetisasi melalui affiliate marketing dan sponsorship. Dalam era digital yang semakin kompetitif, menghadirkan konten yang edukatif dan bernilai akan memberikan dampak positif serta membangun loyalitas audiens secara lebih berkelanjutan.
Itulah contoh konten edukasi dan informasi yang relevan lainnya. Semoga bermanfaat!
Baca Juga: Apa Itu Niche Konten? Bagaimana Menentukannya? Ini Jawabannya!
***Foto: freepik.com
Leave a Reply